Wednesday, September 10, 2014

Aku Cinta Alam Ini.

Ya, cuma dengan kalimat "Aku cinta alam ini", simple dan tidak lebih dari itu.

Entah apa yang mengusikku untuk menulis di blog ini lagi, entahlah. Tapi hal yang paling kuat yang ingin aku sampaikan saat ini adalah "Hei, Lihatlah betapa cantik alam ini !!!".

Masa kecilku sebagian besar kuhabiskan dalam dunia pedesaan yang amat sangat dekat dengan alam. Aku masih ingat dulu sewaktu kecil aku sering mandi di kolam ikan milik ayah disebelah rumahku, aku sering mencari ikan di kali, aku sering memetik segala macam jenis buah-buahan hasil tanaman ayahku dan aku sering memanen beragam sayuran di sawah belakang rumah milik tetangga.

Ya, aku begitu dekat dengan alam perkebunan, peternakan dan persawahan sebelum aku pindah ke daerah pesisir pantai. Di daerah pesisir ini, rasa cintaku akan alam semakin bertambah. Selepas kebiasaan kecilku bermain di sungai, sawah, kebun. Kini aku bermain di Pantai. Ya, pantai !

Hingga beranjak dewasa aku menetap di daerah pesisir pantai. Tiap hari aku dengan begitu mudah mendapat peremajaan alam dari pantai. Pagi hari aku dimanjakan dengan sejuknya udara pagi pantai, disertai dengan gemuruh deburan ombak yang tenang dan halusnya pasir pantai yang membenamkan kakiku. Sore hari aku dimanjakan dengan angkuhnya sang langit menampakkan warna jingganya dihadapanku. sunrise pantai yang indah menyetubuhi tubuhku yang basah tercebur kedalam hangatnya air pantai sore. Yah, pantai Ampenan memang tidak pernah membiarkanku melupakannya.

Pantai Ampenan, Lombok. (sumber: google image)

Betapa hari-hariku hidup di kota membuatku lupa akan indah alam ini. Suatu hari, kakakku yang baru pulang dari masa kuliahnya di jakarta berhasil menembus rasa cintaku pada Alam ini. Semua berawal dari sini.

Dia dengan dua orang temannya (berasal dari jakarta) berencana berangkat mendaki Gunung Rinjani, kebetulan rumah kami di Lombok. Cintaku pertama kali jatuh pada semua peralatan outdoor yang ia gunakan ketika mendaki gunung Rinjani waktu itu. Aku tentu belum begitu paham manfaat alat-alat tersebut. Namun, dari situlah hati ini tergerak untuk memperdalam pengetahuan tentang alat-alat outdoor. 

Sepulangnya dari Puncak Rinjani, ia banyak cerita tentang perjalanannya waktu itu, sekitar 5 hari ia disana, tersesat, perbekalan dicuri monyet dan lain-lain. Membuat aku semakin penasaran. Yak, kakak ku yang satu ini bisa dibilang kakak yang paling berjasa menumbuhkan rasa cintaku pada alam ini.

suatu hari, ia mengajakku berkemah disebuah daerah yang bernama "Sesaot" didaerah lombok barat. Dari sana aku mulai belajar mengoperasikan alat-alat outdoor, seperti kompor gas, nesting, pisau gunung. Dari sana aku mulai belajar memasak di alam, memilih lokasi tenda yang tepat, belajar menikmati Alam.

Pelajaranku berlanjut ketika aku masuk kuliah, waktu itu aku masuk UKM KSR(Korps Suka Rela). Disana aku belajar mendirikan tenda, membuat bivak dan pertolongan pertama ketika kecelakaan di alam rimba.

Tapi yang sangat aku herankan, sejak SMA, aku tidak memilih masuk kedalam ekskul Pecinta Alam, pun ketika aku kuliah, aku memilih tidak masuk Mapala dan memilih KSR yang juga hanya kugeluti 3 bulan saja.

Sampai sekarang aku tidak pernah mendapat pelajaran murni tentang alam dari organisasi atau komunitas, kecuali beberapa kecil sewaktu aku di KSR. Sebagian besar ilmu yang kudapatkan dari autodidak, dan dari melihat cara kakak ku.

Perjalanan Alam pertamaku di awali ketika mendaki gunung Smeru bersama teman-teman kuliah. Disinilah debut pertamaku mengamalkan semua ilmu yang pernah kudapat sebelumnya. Dan sukses ilmu-ilmu itu aku praktekkan di Alam. Namun aku masih bodoh, karena aku terus mempelajari setiap kekurangan yang ku miliki dari melihat para pendaki lain saat itu. Ya aku melihat cara mereka memasak, cara mereka mendirikan tenda, cara mereka bertingkah (ngopi dan bercengkrama). Ilmu besar yang tak akan kudapatkan sebelumnya.

kenang-kenangan saat ke Mahameru (Mei 2013).
 
Pelajaran dari Mahameru begitu ingin ku tuangkan lagi pada pendakian Alam selanjutnya dan target selanjutnya adalah ke Gunung Rinjani, Gunung tanah kelahiranku. Dan pada tanggal 17 Agustus kemarin aku mulai menjalankan misi besar ini. Kenapa besar? karena pada pendakian ini, aku mengajak dua orang temanku yang sama sekali tidak pernah mendaki, belum pernah memiliki pengalaman tinggal di Alam yang bisa dibilang belum berpengalaman. Yang itu artinya, semua tanggung jawab pendakian ada di pundakku. Aku yang memanage logistik dan peralatan serta perlengkapan, aku yang memanage timing pendakian, aku yang memasak serta menjadi pemandu.
 
Diluar ekspektasi, aku berhasil menaklukkan puncak Rinjani. Sangat bangga bisa menginjakkan kaki di puncak tertinggi ketiga di Indonesia ini. Dan yang paling membuat bangga adalah, pelajaran Alam yang kudapat selama ini sukses aku praktikkan. 
 Puncak Rinjani (18 agustus 2014)
 
Intinya begini, Alam itu indah, alam adalah ciptaan Tuhan. Tuhan itu indah dan menyukai keindahan. Aku ingat sebuah kutipan yang dimiliki HIMAKPA ITN Malang "Tuhan dan Alam Hanya satu, yang satu itu aku cinta".
 
Bodoh adalah bagian hidupku, karena aku masih akan belajar bagaiamana mencintai alam ini, bagaimana cara menikmati alam ini dan bagaimana menjaga alam ini. Tidakkah tergetar hati kalian jika melihat betapa indahnya alam yang diwariskan kepada kita ini?
 
Mungkin aku sekarang akan lebih suka diajak ke hutan, sungai, pantai, atau gunung dari pada ke Mall atau pusat perbelanjaan. Aku lebih suka perjalanan. Karena aku tau dari perjalanan aku akan menemukan ribuan ilmu baru, dari perjalanan aku mendapatkan hakikat kehidupan, dan dari perjalanan aku akan tahu untuk apa Alam ini diciptakan :)

See yaa next time :)
READ MORE - Aku Cinta Alam Ini.