Tuesday, January 27, 2015

38 jam perjalanan

Izinkan saya memulainya dengan kalimat "Jangan katakan padaku bagaimana pendidikanmu, katakan padaku seberapa banyak kamu telah melakukan perjalanan - Nabi Muhammad SAW".
 
Saya rasa malam ini malam yang tepat untuk menulis postingan kali ini, kenapa? karena ini malam rabu dan saya baru selesai makan malam. sangat sempurna.

Yak, kali ini saya akan menceritakan perjalanan saya kemarin berkunjung ke sebuah wilayah di jawa timur, Taman Nasional Baluran dan Kawah Ijen di Banyuwang. Mungkin dua tempat itu sudah sangat familiar di telinga sebagian orang apalagi bagi para pecandu perjalanan dan keindahan alam.

Menurut saya, 'lebih baik telat dari pada tidak sama sekali' itu ada benarnya. Soalnya saya merasa telat untuk tahu dua tempat itu, saya sering mendengar ceritanya saja, melihat foto-fotonya saja di twitter atau instagram. Tapi itu tidak menurunkan niat saya untuk ada di tempat itu dan menyaksikan sendiri pesona alam yang ada disana. Dari pada tidak sama sekali, bukan?

Dimulai dari jadwal kuliah yang padat hingga UAS tiba, nyaris saya tidak memiliki waktu untuk sekedar bersentuhan langsung dengan jalan setapak padang savana atau persenggolan langsung dengan tumbuhan liar di hutan. Tapi ahirnya semua terbayar dengan perjalanan saya mengunjungi dua tempat itu. 

Hari kamis(22/01/15), jadwal terahir UAS. Sebelum semua beban di semester 5 ini lepas, saya setengah bahagia karena ajakan teman saya untuk mengadakan travel panjang mengunjungi tempat paling timur di pulau jawa, banyuwangi. Tanpa pikir panjang saya langsung mengiyakan setelah dia sedikit memaparkan beberapa planning dalam tripnya. Fix, kita akan berangkat pada hari sabtu (24/01/15), menggunakan dua buah motor, hanya oleh 4 orang saja. Rute kita, Kota Malang - Banyuwangi.

Seumur hidup saya tidak pernah membawa motor sendiri untuk perjalanan jauh, dan jarak Malang-Banyuwangi sekitar 282 km. Itu sudah cukup syarat untuk mendirikan sholat jama'. berarti perjalanan saya sudah termasuk perjalanan jauh. Tapi ini kesempatan besar yang ga boleh terlewat, kapan lagi bisa bawa motor jauh-jauh :))

Hari sabtu tiba, kita mulai perjalanan pukul setengah 4 subuh. Setelah mengisi bahan bakar di pom bensin terdekat, kita langsung melesat cepat meninggalkan dinginnya kota malang yang sudah mulai sibuk dengan aktifitas pagi. Sampai di probolinggo, ban motor teman saya pecah.

Memang selalu ada kejutan ditiap perjalanan, karena itulah daya tarik sesungguhnya. Pukul setengah 6 pagi, setelah bertanya, akhirnya kita menemukan sebuat tempat tambal ban yang sebenarnya belum buka jika kita tidak datang. Yang menarik adalah, ketika menunggu ban ditambal, kami kedatangan tamu yang sangat baik. saya lupa nama bapak itu, namun dia sangat cepat akrab, dia bercerita tentang masa mudanya yang penuh dengan perantauan, dia pernah bekerja di kalimantan, sulawesi bahkan malaysia sebagai tenaga kerja indonesia. Dia banyak menguasai bahasa, dan dia bercerita menggunakan campuran bahasa daerah dari kalimantan, sulawesi, madura, jawa. Otak saya hanya mampu menerjemahkan 20% dari ceritanya karena bahasa bicaranya yang sangat 'semrawut'. Tapi disini saya belajar satu hal, oleh bapak itu kami berempat diberikan sarapan pagi dan kopi, semuanya gratis. Saya heran, kok bisa ada orang seperti ini? Tapi pertanyaan saya terjawab langsung dari perkataan bapak itu, "Saya dulu hidup susah, dan pergi merantau keluar jawa nak, saya pernah ke Kalimantan. Saya diberi kebaikan disana, saya diberi pekerjaan oleh orang sana, dan saya rasa saya harus membalasnya dengan memberi kebaikan pada orang lain juga sebagaimana saya diberi kebaikan dahulu ketika saya merantau". Dia sangat senang membantu para perantau seperti saya dan teman-teman. Ya, bapak itu tau kami berempat adalah perantau karena sebelumnya kami sempat diinterview nama, dari mana dan daerah asal.

Jam menunjukkan pukul 6, kami lanjut perjalanan. Matahari pagi perlahan naik ketika motor yang kami kendarai mulai membelah jalur pantura (pantai utara). Kami berhasil melewati ponorogo, kemudian besuki, paiton, hingga masuk ke situbondo ketika hari sudah mulai panas karena jam menunjukkan pukul setengah 10. Kita lanjut perjalanan hingga akhirnya pukul 11 kami tiba disebuah kawasan yang orang orang juga menyebutnya Afrika van Java. Itulah Taman Nasional Baluran.

Kami mulai masuk gapura taman nasional, kemudian membayar tiket masuk, satu orang dikenai biaya 15.000. Kemudian dari tempat pembelian tiket kami harus lanjut lagi mengendarai motor sekitar 45 memasuki kawasan taman nasional untuk sampai ke Bekol.


  
Bekol itu sebuah padang rumput yang sangat luas, ada beberapa pohon yang saya tidak tau namanya berdiri sendiri, menambah indah pemandangan.  

Selepas dari bekol, kita menuju bama, sebuah pantai yang indah. ada banyak monyet disana, kita juga bisa melihat penangkaran burung, tapi saya tidak sempat berlama disana karena harus melanjutkan perjalanan. Pukul 12, setelah sholat zuhur di musholla, kita meninggalkan Taman Nasional Baluran dan langsung menuju ke destinasi utama kita, Kawah Ijen.

Perjalanan terhenti karena rasa lapar, dan kita mampir membeli makanan di sebuah lesehan di pinggir jalan. Sembari mengisi perut dan melepas lelah saya dan teman-teman berbaring ria di lantai lesehan yang waktu itu hanya kami saja pengunjungnya, ditambahi hujan yang turun menambah rasa manja kita berguling-guling di lantai lesehan. Akhirnya makan selesai, kita mampir ke pom bensin untuk mengisi bahan bakar dan sholat ashar.

Selepas sholat ashar kita lanjut perjalanan lagi, hingga akhirnya kita sampai di kawah ijen. Medan yang kita tempuh lumayan asik, karena masuk hutan dan melewati jalan yang berkelok tajam dan tanjakan curam, kalo kalian pernah ke bromo, tidak jauh beda medan yang dilalui ketika ke kawah ijen dengan ke penanjakan bromo. cuma yang di kawah ijen, jalanannya lebih mulus.

Magrib ketika kami mulai memarkir motor, dan mencari tempat beristirahat untuk mengisi perut yang lapar. Satu warung makan kami datangi untuk beristirahat, makan kemudian tidur sebentar walaupun tidak nyenyak karena suara berisik pengunjung lain disertai dingin yang sangat menusuk tulang. Rencana kita akan mulai pendakian pukul 12 karena kita akan melihat blue fire (api biru). pukul 12 tiba, kami mulai siap2 dan berangkat mendaki, ramai sekali waktu itu karena malam minggu mungkin. Pembayaran tiket 3.500 untuk satu orang + 4000 untuk satu motor, jadi dua orang satu motor = 11.000.

Sekitar satu jam mendaki, akhirnya kami sampai di kawah ijen, dan seperti khasnya, bau belerang mulai menyengat disana sini. Dari atas terlihat blue fire yang kami cari, letaknya di dasar kawah. Kami harus turun lagi untuk melihatnya lebih dekat, dan ternyata jalur turunnya sangat curam, berabatu dan licin serta kita harus mengantri untuk dapat turun kebawah karena jalur yang dilewati sangat ramai oleh pengunjung lain. Hingga akhirnya saya lebih dekat dengan blue fire, waktu melihat blue fire memang pada malam hari karena kalo siang hari tidak akan kelihatan. Ah, saya ingat.

Ketika saya lebih dekat dengan blue fire, suasana sekitar ramai, namun gelap, yang terlihat hanya lampu senter dari para pengunjung. Saya merasa tidak enak ketika mulai menghirup bau belerang yang makin menyengat, tiap detik terlewat makin menyengat bau belerang itu hingga pandanganpun mulai terganggu karena ternyata asap kawahnya makin tebal. Karena tak tahan, saya buru-buru naik ke atas lagi agar terhindar dari asap kawah. Namun tak mudah cepat naik ke atas, selain jalurnya curam, ramainya pengunjung semakin memperlambat gerakan saya. Saya mulai batuk-batuk, tenggorokan terasa gata, masker yang saya gunakan pun tak mempan menahan bau asap belerang. Nafas dan detak jantung saya mulai tak beraturan, diiringi dengan tenaga saya yang hampir habis karena bergegas menuju ke atas. Saya merasa hampir pingsan, tapi di otak saya terpikir "gila apa dateng jauh2 untuk mati disini, ah naik aja ntar juga nyampe". sugesti itu seperti penolong, ketika saya akhirnya sampai diatas jauh meninggalkan dasar kawah sumber asap itu.

Saya mulai atur nafas, badan sudah agak membaik, angin semakin menyengat tubuh saya, saya mulai menggigil kedinginan. waktu itu masih pukul setengah 4 subuh. Karena lelah dan juga sambil menunggu matahari terbit, kami berempat beristirahat di lereng gunung, disana ada banyak tempat semacam aliran air, kami masuk kesana untuk berlindung dari angin. Dan kamipun tertidur.

Pukul 6, kami bangun, dan mulai melihat pemandangan pagi dari atas gunung, dan satu yang terucap, Subhanallah indah sekali !



Ah pengalaman yang asik, hampir mati, kemudian disuguhkan pemandangan yang sangat indah. Kapan kapan kesini lagi ah, sama kamu neng~

Akhirnya kamipun turun menuju tempat parkir motor, dan berangkat pulang. Dari Kawah Ijen, kami melewati bondowoso, kemudian probolinggo, hingga sampai di kota malang ketika azan magrib terdengar.

Perjalanan panjang yang cukup membuat badan pegel-pegel karena harus memacu kendaraan dengan kecepatan tinggi selama berjam-jam. Tubuh saya yang belum terbiasa akan hal itu merasa sangat capek. Yah namanya juga pengalaman pertama, ngeri ngeri sedap lah.

Sebenernya ada banyak cerita saya tentang perjalanan ini, tapi kalo ditulis semua, mungkin ga cukup untuk satu postingan, intinya saya dapat beberapa pelajaran dari perjalanan istimewa ini. Next time harus lebih jauh jalan-jalannya hahahahha

Akhir kata, izinkan saya menyampaikan quote yang saya buat sendiri "Berjalan-jalanlah agar kamu tahu harga es teh di daerahmu dan daerah orang lain". see you next post and keep traveling !
READ MORE - 38 jam perjalanan

Sunday, January 4, 2015

Cerita Tentang Payung Teduh



5 Mei 2013. Ditengah malam, jam 12 mungkin, disebuah danau sepi dan dingin bernama Ranu Kumbolo. Sesekali terdengar lirik dan nada lagu itu, bunyinya :
"lalu mataku merasa malu, semakin dalam ia malu kali ini. kadang juga ia takut tatkalah harus berpapasan ditengah pelariannya. di malam hari menuju pagi sedikit cemas banyak rindunya"

Liriknya samar terdengar, hanya nadanya saja yang tampak sedikit jelas, karena diputar melalui handphone. Dengan mata yang hampir tak bisa terbuka namun tetap terjaga dengan dingin dan sunyinya malam itu di dalam sebuah tenda, dalam hati saya berkata "saya harus temukan lagu ini, bagus dan nikmat sekali".

Bertanya teman dengan pertanyaan yang saya sendiri bingung dengan pertanyaan saya, "kamu tau lagu yang ada nadanya huuuuu huuuuu???" sambil menirukan contoh nada dalam lagu itu. Tapi tak terjawab, mencari tetap bertemu. Begitu, berlalu dan hampir terlupakan. Hingga akhirnya di awal 2014, reuni "rasa" itu kembali.

Saya terbiasa meng-eksplore video di youtube. Hanya iseng-iseng ngetik keyword di search pencariannya, kemudian mendengar sepatah dua patah lagu atau video yang kelihatannya menarik. Sehingga tanpa sengaja tertarik dengan sebuah judul lagu yang cukup panjang dari judul-judul lagu biasanya, nama bandnya pun cukup asing terdengar "Payung Teduh - Untuk Perempuan Yang Sedang Di Pelukan". Begitu judul video yang akhirnya "mempertemukan" saya dengan band yang kini menduduki peringkat pertama sebagai band favorit saya, namanya Payung Teduh. Ya, saya biasa memberikan peringkat kepada band atau penyanyi favorit saya. aneh memang :)

Dari situlah akhirnya saya mulai menyukai band ini. Seperti jatuh cinta kepada pasangan, yang jika ditanya "mengapa kau mencintaiku?" dia hanya menjawab "Aku hanya mencintaimu, tanpa alasan". Begitu juga saya, saya suka payung teduh, suka tanpa alasan. Hal dominan yang buat saya suka payung teduh adalah warna musiknya, banyak yang bilang aliran musik dari payung teduh adalah "Jazz Folk", aliran jazz yang santai dan nikmat ditambahi dengan alunan khas keroncong ditambahi lagi dengan lirik yang syahdu, romantis dan mengena. 

Payung teduh memiliki khasnya dalam bermusik. Sederhana dan mengalir. Disamping musiknya yang meneduhkan, gaya bermainnya pun menambah kecintaan saya. Mas Is (vokalist, gitaris) selalu khas dengan gitar acousticnya, comi dengan permainan kontrabast-nya, ivan dengan gitalele + kadang dengan terompetnya  ditambah saksame dengan drumnya. Pertunjukan mereka di panggung adalah bentuk dari ekspresi musik mereka, sederhana, adem dan nikmat. Selain musiknya yang nikmat, tampilan para personilnya pun nikmat terdengar. Sebuah perpaduan sempurna!

Begitulah band indie asal Depok ini benar-benar menguasai hati dan pikiran saya hingga saat ini. Saya selalu mendengarkan lagu-lagunya pagi, siang, malam. tanpa bosan. Oh iya, kalo boleh cerita, saya punya tips untuk menikmati musik. Musik itu ngga semua bisa didengerin disegala waktu dan kondisi, ada waktu-waktu tertentu yang membuat sebuah lagu menemukan puncak rasa-nya. Dan waktu-waktu dan suasana favorit saya dalam mendengar lagu payung teduh ini adalah, siang hari selepas aktivitas panjang, sore hari sebangun dari tidur siang hingga menuju senja. Dan yang terahir ditengah malam, sekitar diatas jam 12 malam disaat seluruh alam sedang tidur.

Berbicara tentang menikmati musik lagi, terlepas dari waktu-waktu diatas, saya bisa kasih waktu tambahan untuk menikmati lagu hingga puncaknya. kalo kata orang sih "kamu menjiwai lagunya" atau "kamu masuk kedalam lagunya". Saya pernah membaca perkataan mas Is sang vokalist disebuah majalah, dia berkata "Musik kami ini musik suasana, kami main musik layaknya ngobrol saja dengan pendengar". (sumber:http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2013/03/130308_payungteduh_musik)
Jadi, musiknya payung teduh ini memang berkaitan erat denga suasana. Suasana favorit saya mendengar musik payung teduh adalah : ketika hujan turun, terutama disiang dan sore hari, lagu yang rekomendasi adalah Berdua saja, Resah, Angin Pujaan Hujan. ketika sore hari, hampir malam, ditempat yang sunyi, pinggir pantai, pinggir sawah, pinggir danau, lagu yang rekomendasi adalah Menuju senja, Rahasia, Biarkan,  mari bercerita. Ketika malam hari, tengah malam tepatnya, lagu yang rekomend adalah Untuk Perempuan Yang Sedang di Pelukan, Tidurlah, Cerita tentang gunung dan laut, Amy.
Kalian bisa coba sendiri, sungguh kenikmatan musik yang disuguhkan akan terasa dipuncak pada saat-saat seperti itu.

Selalu ingin bertemu sama band ini, melihat show livenya, berjabatan tangan atau ngobrol panjang kalo bisa. Tapi apa daya, jarak yang jauh dari tempat saya dan tempat mereka. Kalopun ada show, pasti jauh, hanya sesekali dia ke di Malang. Dan kesempatan itu ga saya buang sia-sia. Sewaktu itu Payung Teduh ke Malang, show di hotal swiss-belin, namun karena terbentur kegiatan kampus. Kedua kalinya, ga boleh terlewat. acara flotus fest2014 dari mahasiswa UB ngundang Payung Teduh + Maliq & D'Essentials. Dan saya hadir untuk nonton. Shownya rasanya sebentar banget, padahal sekitar 7 atau lebih lagu yang disajikan. Begitu memang kalo band bagus, lama ditunggu, sekalinya nampil, rasanya cepet banget selesai. Next, sering-sering ke Malang yak :))

Yah, saya mungkin telat suka payung teduh. Tapi tidak terlambat untuk band sekeren ini. Payung Teduh tergolong band indie yang menurut saya band indie itu berani, berjuang dengan warna musiknya sendiri tanpa mengikuti selera pasar seperti lagu yang biasa di televisi. Saya yakin, semua penggemar payung teduh pasti memiliki kesamaan, sederhana, dan teduh. Hidup saya hampir berubah ketika mulai jatuh cinta dengan band ini, saya jadi lebih senang dengan kesederhanaan, keindahan alam, kenyamanan, kebebasan berfikir dan ekspresi, dan jiwa romantis. Saya suka melihat fans-fans payung teduh, dan saya makin yakin, payung teduh ini punya virus kebaikan yang luar biasa :)

"aku ingin berjalan bersamamu dalam hujan dan malam gelap, tapi aku tak bisa melihat matamu. Aku ingin berdua denganmu diantara daun gugur, aku ingin berdua denganmu tapi aku hanya melihat keresahanmu"

"harum mawar membunuh bulan, rahasia tetap diam tak terucap, untuk itu semua aku mencarimu. Berikan tanganmu jabat jemariku, yang kau tinggalkan hanya harum tubuhmu berikan suaramu balas semua bisikanku memanggil namamu"

"Harum mawar di taman menusuk hingga ke dalam sukma dan menjadi tumpuan rindu cinta bersama di sore itu menuju senja"

Terahir cuma mau bilang, Payung Teduh, kalian band yang luar biasa, keren, indah, meneduhkan, membuat jiwa merendah. Oh iya, buat kalian yang dengerin lagunya, coba resapi nada dan liriknya ya. Jangan cuma denger sekali lewat doang :)) nih ada video payung teduh dari youtube yang menjadi favorit saya :)) selamat menikmati! Keep Calm and Listen payung teduh !!!


READ MORE - Cerita Tentang Payung Teduh