Sunday, November 8, 2015

Memetik Rintik Hujan

Saya menulis lagi setelah sekian lama menghilang, ah sebenernya bukan menghilang, hanya vacum. Saya begitu banyak menekuni hoby namun begitu sering memilih vacum untuk beberapa hoby yang menurut saya sulit untuk dijalankan bersama, hingga kini saya cuma menjalankan beberapa hoby saja, contohnya lari dan mendengarkan lagu.

Mungkin saya cuma mau kasih tau kenapa saya sekarang menulis lagi. Sekarang ini bulan november, bulan yang penuh rasa bagi saya. Di bulan ini saya lahir, di bulan ini saya merasakan bahagianya cinta dan kecewanya asmara, di bulan ini pertama kalinya hujan jatuh di tahun ini, November Rain. Gejolak rasa yang saya rasakan di bulan ini sangat kuat, sepanjang tahun saya cuma menantikan bulan ini datang, karena di bulan ini indra perasa (re:perasaan) saya meningkat dan memuncak sampai tak tertahankan. Itulah mengapa saya rasa harus menulis kali ini. Tulisan yang mungkin tidak berbobot, hanya saja saya rindu menulis lagi.

Mungkin kalau kalian pernah membaca tiga postingan saya sebelumnya, kalian akan mengetahui kalo saya ini orangnya sangat perasa terutama terhadap sebuah lagu. Ya, hanya dengan sebuah lagu perasaan saya bisa berubah-ubah. Seperti yang sudah saya tuliskan pada postingan sebelumnya, saya begitu menyukai musik suasana, semacam aliran acoustic ataupun indie folk seperti milik Payung Teduh, Banda Neira, Sore, Efek Rumah Kaca, Layur dan lain lain. Sekarang, saya makin menggila dengan musik semacam ini. 

Hujan jatuh tepat saat saya sedang melamun, atau mungkin saya melamun tepat saat hujan sedang jatuh, saya putuskan untuk mendengarkan lagu yang beberapa hari ini saya temukan dan langsung saya sukai. Perasaan saya berguncang karena lagu itu memiliki banyak sekali petikan, ya petikan senar gitar yang sama banyanknya dengan rintik hujan yang jatuh pada saat ini. Bahkan saat saya menulis ini, rintik hujan, petikan gitar dan lincah jari saya menekan tombol keyboard berlomba. Saya selalu suka lagu dengan petikan gitar yang banyak, apalagi jika lagu itu memang ditujukan pada suasana hujan, tidak tahan rasanya untuk tidak melamun dan bermimpi, namun disela mimpi selalu terngiang masa lalu yang pernah menyakiti hati. Ya, hujan memang membuat tingkat perasaan naik turun dengan cepat. Gelombang yang diciptakannya sangat dahsyat.

Begini, pernah nggak ngeliat adegan di tv atau di video klip ketika seseorang sedang menatap kaca jendelanya yang basah karena rintikan hujan, sementara backsound yang mengiringinya tidak kalah menyayat. Pikiran melayang abstrak entah memikirkan yang indah atau yang buruk, semua terjadi dalam satu gelombang, karena hujan dan lagu. Tapi apapun perasaan itu, apapun pikiran itu saya selalu suka dan menikmatinya.

Kombinasi sempurna antara hujan dan lagu menimbulkan efek bermacam macam pada perasaan dan fikiran, namun setiap orang memiliki penilaiannya masing masing. Namun bagi saya, aroma tanah basah, suasana sejuk, ribut rintik hujan di genteng kontrakan, jendela yang berembun dan basah, cucian basah yang menumpuk karena harus diangkat itu punya jutaan makna indah di hati saya. Berlebihan sekali saya ini atau kata anak gaul sekarang sih, Baper. wkwkwk

Oh iya, sekarang saya lagi nyusun skripsi loh, doakan ya semoga maret bisa make toga. Sekarang saya juga sedang tidak dengan siapa2, saya memutuskan lebih senang sendiri selama musim hujan ini entah sampai kapan setidaknya sampai tuhan mengirimkan yang tepat. Saya juga lagi suka lari akhir akhir ini, setidaknya dengan berlari saya bisa melupakan beberapa masalah yang terus membebani pikiran saya. Maaf ya saya menulis hal yang tidak penting buat kalian :D

Sekali lagi saya cuma ingin berbagi yang ada di fikiran saya, setidaknya kalian tau kalo saya suka hujan dan suka lagu indie folk yang punya banyak petikan gitar. Selamat datang hujan, keberkahanlah yang membawamu turun ke bumi ini. Semoga bisa menghidupi banyak perasaan manusia yang kacau.

Jangan membenci hujan, ia datang atas nama Tuhan. Perkara musibah dan keberkahan yang ia datangkan itu hak Tuhan, kita hanya ditugaskan menikmati dan mensukurinya -Imam Ahmad-

dengarkah? Jantungku menyerah, terbelah di tanah yang merah
Gelisah dan hanya suka bertanya pada musim kering
melemah dan melemah
Hujan, hujan jangan marah... -Efek Rumah kaca, Hujan Jangan Marah-
Untuk menutup berikut saya bagikan beberapa musik favorit saya ketika hujan turun, selamat menikmati, selamat mensyukuri dan SELAMAT DATANG HUJAN !
1. Benjamin Francis Leftwich - 1904

2. Ben Howard - Gracious

3. Kodaline - All I Want
4. Danilla - Ada Disana
5. Alunan Semesta - Berharap Hujan
6. Hivi! - Dear Friend
7. Efek Rumah Kaca - Desember
8. Sore - Musim Hujan
9. Banda Neira - Hujan Di Mimpi
10. Nadya Fatira - Bintang Yang meredup

11. Payung Teduh - Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan

Sekali lagi, nikmati lagunya sambil hujan atau selepas hujan ya! see you next post ! mwah hahahahah




No comments:

Post a Comment