Sunday, March 1, 2015

Terimakasih Atas Otak Untuk Berfikir Ini, Tuhan.

Penghujung februari 2015 sudah terlewat, dan kini menginjak awal maret 2015. Saya hampir bersiap memasuki masa kuliah semester 6, masa yang katanya banyak terjadi kebosanan dan kemalasan dalam kuliah karena merasa senior dan mulai merasa menemukan hal yang lebih keren dari pada di bangku kuliah. Ini hanya intro, sekarang kita masuk ke inti cerita.

Seperti yang saya suka, hujan di malam hari yang dingin dan sepi. Layaknya pemeluk kegelisahan hati dan pikiran yang tak kunjung usai. Malam ini, suasana itu datang lagi, suasana yang sudah lama menjangkit otak dan pikiran saya. Maka dari itu, lahirlah tulisan ini. 

Seperti sewajarnya dan tak perlu untuk diperdebatkan, manusia hidup tentu penuh permasalahan di dalamnya. Namun datangnya masalah akan dibarengi dengan datangnya hidayah. Mengapa bisa begitu? seperti ini juga, adanya keindahan akan dibarengi dengan adanya ketidak-indahan, adanya kebahagiaan akan dibarengai dengan adanya kesedihan. Mungkin sudah banyak yang menyadari hal ini, namun tak sedikit pula yang tidak memahaminya. Sadarlah, kita punya otak. Kelebihan kita dibanding makhluk ciptaan tuhan lainnya adalah kita memiliki otak untuk berfikir, jadi malam ini saya akan mengajak anda untuk sedikit berfikir.

Sebagai seorang muslim, saya mempercayai kitab suci Al-Qur'an sebagai firman Allah yang diwahyukan kepada Rasulullah SAW sebagai pedoman hidup. Namun disini saya tidak membicarakan tentang Al-Qur'an, saya hanya mengutip beberapa firman Allah yang ada dalam Al-Qur'an. Perhatikan surat Al Mu'min [40.54] yang artinya "Untuk menjadi petunjuk dan peringatan bagi orang-orang yang berpikir". Disini saya cuma ingin menggaris bawahi kata-kata terakhir, yakni "bagi orang-orang yang berpikir". Oke, mari sejenak kita berpikir.

Dari sekian banyak kata yang ada, Tuhan menyinggung umatnya dengan kata "berfikir". Disini saya coba memahami maksudnya dan tiba pada kesimpulan bahwa memang segala sesuatu yang ada di dunia ini jika dilihat sekilas hanya biasa saja, terasa standar. Namun jika dilihat dari banyak sudut pandang barulah terlihat kilaunya. Saya sempat chatting dengan sahabat dekat saya 'emet' dan entah mengapa dia mencoba menyinggung tentang sebuah kalimat "Ketidak-indahan adalah keindahan yang paling kecil". Saya harus memeras otak untuk memahami makna kalimat teman saya itu. Memang dia sering berbicara yang hanya segelintir orang saja yang mengerti. Tapi itu yang suka dari dia. Dan tibalah saya pada kesimpulan tentang kalimat itu, begini :

Definisi umum keindahan bagi rata-rata orang adalah suatu hal yang mengundang decak kagum, suatu hal yang membuat tersanjung dan terpesona. Contohnya adalah melihat pemandangan alam, melihat wanita cantik atau pria tampan dll. Keindahan juga tak jarang didefinisikan sesuatu yang membuat hati senang dan bahagia seperti keindahan ketika berkumpul bersama keluarga dan teman. Sedangkan definisi ketidakindahan adalah kebalikan dari keindahan, hal yang tak enak dipandang mata, hal yang tak enak dirasakan, hal yang tak enak difikirikan bahkan terlalu malas untuk menafsirkannya. Sekarang lihat kedua gambar dibawah ini :

 sumber : google Image

sumber : google Image

Sekarang lihat gambar raisa di atas, cantik, indah, ciptaan tuhan yang hampir sempurna, banyak lelaki menyukainya dan wanita yang mengaguminya. Raisa itu definisi keindahan. jelas. Kemudian perhatikan gambar yang di bawahnya, foto yang sempat tenar beberapa tahun yang lalu, foto ini di ambil disebuah negara di afrika yang mengalami masalah kelaparan. Seorang anak kurus tertunduk bahkan hanya diam, mungkin sudah mati dilihat dari adanya burung bangkai di belakangnya. anak itu adalah definisi ketidak-indahan karena miris hati melihatnya, sedih menatapnya bahkan tak jarang jijik untuk sekedar memandang lama gambar anak bernasib malang tersebut.

Lalu, korelasi dari kalimat teman saya "Ketidak-indahan adalah keindahan yang paling kecil" dengan kedua gambar itu dimana??? Pikirkan. Pikirkan. Pikirkan dengan baik, sobat. Disini saya tidak ingin membandingkan raisa dengan anak yang kelaparan. Tetapi mengarahkan kalian untuk mencoba berfikir bahwa gambar anak itu sebenarnya adalah maksud dari 'keindahan terkecil yang tuhan ciptakan'. Kenapa bisa?

Begini, pernahkah kalian memikirkan arti kata bersyukur? cobalah berterimakasi pada Tuhan Yang Maha Memiliki. Bersyukurlah pada-Nya karena kita masih diberi kehidupan yang sangat-sangat layak. Sekarang saya coba mengajak kalian membandingkan kehidupan kalian dengan beberapa orang yang memiliki definisi tidak indah. Betapa kita sangat berkecukupan (ini asumsi saya karena jika kalian baca ini, kalian adalah orang yang memiliki laptop dan gadget canggih). Kita sungguh beruntung memiliki kehidupan yang layak bila dibandingkan dengan saudara kita yang memiliki nasib tidak baik. Bandingkan kita yang masih bisa makan sehari 3 kali atau sehari dua kali dengan mereka yang syukur-syukur bisa makan sekali seminggu. Jika sudah kalian bandingkan sekarang fikirkan ini "Tuhan menciptakan mereka yang bernasib tidak baik untuk orang-orang yang bernasib baik". baca dan pikirkan maknanya.

Kesimpulan saya adalah, foto anak kelaparan itu adalah keindahan kecil yang Tuhan ciptakan bagi kita, bagi orang-orang yang berfikir. Indah sekali cara Tuhan menegur kita yang bahkan untuk mengucap syukur sekali seharipun tak mampu. Indah sekali cara Tuhan memperlakukan kita yang serba ada ini. Indah sekali cara Tuhan menghidupi kita, tidak seperti mereka yang bernasib tidak baik. Anak itu bukan korban, namun berupa teguran dari Tuhan. Teguran untuk kita fikirkan. Indah sekali gambar anak kecil yang mungkin sudah mati itu. Indah sekali sehingga saya sadar kalau saya ternyata masih memiliki nasib yang lebih baik dari dia. Bersyukurlah sobat.

Jadi, intinya disini untuk melihat sesuatu jangan hanya dari satu sudut pandang saja. Kita memiliki otak yang mampu mengolah sesuatu dari ribuan sudut pandang. jika itu kalian lakukan, maka kita akan datang pada suatu kesimpulan yang tak pernah kita pikirkan sebelumnya. Semoga postingan kali ini dapat bermanfaat. Dan dipostingan selanjutnya saya akan membahas sesuatu yang merupakan sambungan dari postingan ini. Postingan tersebut nantinya akan menyinggung kalimat ini, kalimat yang saya ciptakan sendiri.
"Jika kita berbicara tentang kebahagiaan, kita juga harus berbicara tentang kesedihan". Saya akan berbicara tentang dua mata koin yang berbeda. Sampai jumpa :)

No comments:

Post a Comment